HTml

SELAMAT DATANG di ZONA KEHIDUPAN untuk KITA dari ALLAH :)

Selasa, 22 November 2016

Tunggulah Kehancuran

"Tunggulah kehancurannya"

iya, "Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah kehancuran itu." HR. Bukhari.

well, siapapun di muka bumi ini ga ada yang mau kehancuran, tapi kehancuran ibarat 'batu' yang hampir selalu ada menghiasi jalanan. kita bisa aja menghindari batu a.k.a kehancuran itu tapi harus tau caranya. kan gak lucu kalau kita menghindari batunya ke kiri atau ke kanan tapi di situ ada becek/lubang yang lebih besar.
analoginya gak banget ya ? ah sabodo teuing lah, mumpung ber-analogi masih gratis. haha.

gue ga maksa kalian baca tulisan ini, cuma mau nulis aja. iya, udah gitu aja.
back to the topic.. bagi gue sebagai seorang musim, sudah menjadi kebutuhan dan kesadaran diri menjalankan kehidupan berdasarkan tuntunan-Nya. sebaik-baik ucapan untuk menuntun kita itu dari Kalam-Nya langsung dan ucapan baginda Nabi Muhammad SAW. Rasul kita tentu udah ngasih wejangan dari jaman baheula 'how to avoid kehancuran". tuntunannya juga bukan suatu hal yg irrasional kok, tapi rasional apapun meski kalian bukan muslim dan asalkan mau kebuka sedikit aja pikirannya, sedikit aja, gak banyak, ntar airnya tumpeh-tumpeh.

Beliau bersabda kalau mau menghindari kehancuran dunia itu, jangan pernah memberikan suatu perkara/urusan ke orang yang bukan ahlinya. logika sederhananya, yekali urusan operasi jantung dikasih sama auditor atau urusan audit keuangan negara dikasih ke dokter bedah jantung. bisa aja sih, cuman ya tunggu aja kehancurannya.

akhir-akhir ini, eh udah lama sih.. mikir 'kok bisa ya Indonesia terlihat chaos/hancur/kacau' ? then 'kenapa sistem kesehatan agak amburadul, bahkan sistem-sistem di sektor lainnya". mulailah hipokampus gue bekerja mencari memori tersisa dari hapalan hadits jaman nyantri. eh ternyataa.. karena Indonesia hari ini diberikan ke orang-orang yang bukan ahlinya. bukannnya mau underestimate yaa.. tapi contohnya aja di bangku DPRD daerah aye nih dikasih sama 'mantan preman', 'bapak rumah tangga', atau 'lulusan SMA' yang samsek ga ngenyam background politik bahkan ikut organisasi aja nggak.. well.. mungkin kalian ada yang nyeletuk kalau politik itu sesuatu hal yg mudah dipelajari karena hidup gak lepas dari nyang namanya politik. kata siapa booo ? iya bisa belajar tapi belum tentu ahli. disebut ahli juga ada syarat loh, ga ujug-ujug mau disebut ahli. Syarat pertama adalah: Ia mampu melakukan secara praktis dengan hasil baik. Syarat kedua: Ia tahu dan memahami teori serta landasan dari apa yang dia lakukan. yekali tu bapak2 anggota DPRD ga bisa bedain perbedaan pluralitas dan pluralisme atau ga ngerti sistem kapitalis tu macam mana. heuh.
sempet mikir.. kan hampir setiap kampus itu ada jurusan politik ya ? i hope.. someday yang bisa nangkring di kursi atas sana cuma mereka yang dari lulusan FISIP tapi tetap perlu bersinergi dengan lulusan lain, ga 100% juga dari politik asalkan mereka paham konsep dasar. agak gagal paham juga sih, emang ga ada pre-test nya ya masuk sana jadi bisa dikasih ke yang bukan ahlinya terus bikin kehancuran ga jelas gini ?

kasus lainnya lagi yang membuktikan ucapan baginda rasul. ini kasus gue temuin di lingkungan kampus sih hasil dari 'kongkow' sama jomblowan-jomblowati berkualitas super.
R : "guys, weekend nge-teh di puncak yuk sekalian bakar jagung !" ajak M dengan nada yg gak nyantai kalau nyebut kata puncak. biasa anak semester akhir satu ini kurang piknik.
all : "ayokkk !!!" mereka kompak menjawab, maklum lah grup kongkow ini kebanyakan diisi anak smster akhir dan mas mas pencari 'se-gram dua gram emas'.
L : " eh wait, gue baru ingat kalau weekend nanti ada job dollar."
R : " job apa sih ? gaya luu sok ada job"
L : "iyelahh.. jadi 'tukang ketik' dan 'tukang komen' di forum fakultas buat update kurikulum vrrooh. mahasiswa yang diajak kesana limited edition"
M : "siapa aja yang diajak kesana temen2 lu ?"
L : " ada ayam, cumi, lele, gurame, sama gue"
S : " loh kok tumben si sapi gak diajak ? kan dia udah cocok jadi menteri kesehatan. nge-hits seantero ormawa kesehatan" tanya si S dengan wajah kepo
O : "iya kok dia ga diajak, gue aja kagum loh sama retorikanya dia dan worldviewnya dia, kadang hidup se-lucu itu ya guys.. yang ahlinya tapi tidak pernah diberikan kesempatan buat memberikan sumbangsih"
A : " ada dua kemungkinan sih, pertama, orang-orang fakultas si M kudet sm trackrecord si sapi. dua, Allah pengen memberi kesempatan yang lain belajar,bukan jatahnya si sapi lagi"
another O : "interupsi nih pak, kalau hal se-crucial itu dijadikan bahan pembelajaran mahasiswa yang bukan ahli. tunggulah kehancuran. adanya ngabisin makanan aja"
another A : " iya adanya kurikulum fakultas lu ntar gak berkualitas, apalagi si sapi udah Go intenational dan dia orang ter-kepo tentang 'how the curriculum 'bout it di se-antero bumi' dan ga sembarang kepo, dia juga udah sering ngobrol live sama profesor-profesor kece di bidangnya"
S : "gue tetiba inget hadits Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah kehancuran itu." maklum lah.. tetua satu ini alumni salah satu pon-pes ter-hitz di Indo dan suami-able banget lah. *eh
L : " hhmtt.. iya bener.. pantesan selama ini kurikulum gue yang seharus menjadi alat untuk menghasilkan sistem pembelajaran yang saintis dan humanis tapi belum maksimal.. belum yaa bukan tidak, kalau belum, masih bisa diperbaiki dengan cara menhindari kehancuran tadi, serahkan urusan kepada ahlinya. mana mah yaa ada 2 orang dari temen-temen gue yg diajak itu bedanya problem based-learning dan Student center-learning aja kgak ngarti. bedanya sistem SKS dan Blok juga ga ngerti. haduhh bener-bener gagal paham gue. aroma-aromanya ada KKN gitu.. siapa yang deket, itu yang dapat 'muka lebih banyak'. muka 1 aja kgak cukup yak, heuh. mau nyaingin hantu muka banyak kali ya.
S : " well.. thats why penting banget mempelajari al qur'an dan hadits, cause all problem can solve with them.. next time, gue harap anak fakultas lu lebih peka sama bocah ajaib macam si Sapi.
L : " i hope so"

keeyy.. nama-nama percakapan di atas dan beberapa kalimatnya hanya fiktif belaka tapi semoga pesannya tersampaikan. ada yang bilang, kita ga bisa membasmi secara tuntas kehancuran di mukabumi tapi kita dapat meminimalkan dan menghindarinya dengan cara yang telah disebutkan di atas.
--------------------------------END-----------------------------------------

Sekian.
Kosan Ijo, Jakarta, 23 November 2016
Mina Rizqina
9 : 27 AM, di tengah hiruk pikuk nunggu jadwal sidang.